KARYA MAHASISWA: Sulap Webcam Jadi “Kalkulator” Telur Gurami
Webcam atau alat perekam gerak ternyata tidak hanya dapat berfungsi sebagai alat berkomunikasi dan tatap muka di dunia maya. Ditambah sedikit kreativitas, kamera ini juga dapat berfungsi sebagai penghitung telur ikan gurami.
Ditemui di kampus Universitas Ahmad Dahlan pekan lalu, Zulfikar Alfan Kamil, memaparkan mengenai latar belakang kreativitas dibalik penggunaan webcam. Sebuah alat perekam yang selama ini sebatas difungsikan untuk mengobrol lewat dunia maya.
Zulfikar Alfan Kamil menjelaskan selama ini petambak gurami masih menggunakan metode manual untuk menghitung telur. Saat bertransaksi, mangkuk dimanfaatkan sebagai takaran. Akibatnya, penimbangan menjadi tidak akurat.
Bersama kedua rekannya, Meldi Rahma Saputra dan Dinan Yulianto, ketiganya berusaha melakukan riset di sentra peternak gurami di Purwokerto, Jawa Tengah. “Dari studi lapangan dan literatur, diketahui sifat telur ikan usia 0-3 hari masih mengambang, belum berekor, belum berenang tetapi tidak menumpuk. Otomatis telur-telur ini dapat dibaca citranya,” jelas Zulfikar.
Dari studi ini, tiga mahasiswa dari Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri UAD ini berusaha menciptakan kotak pengamatan. Dari alat ini, tertanam webcam untuk merekam citra telur dan friendlyARM mini 2440 sebagai media layar.
“Webcam yang terletak di atas wadah akan merekam telur sedangkan cahaya dari bawah akan membantu proses pencitraan,” jelas Zulfikar. Adapun, cara menggunakan alat ini ialah meletakan telur gurami di wadah sediaan kemudian direkam menggunakan kamera digital (citra masukan).
Melalui layar yang ada, aras warna citra masukan diubah menjadi aras keabuan (citra keabuan), selanjutnya proses pengambangan akan memisahkan latar depan belakang dalam membentuk citra biner. Dari proses terakhir, kata Meldi, telur tersebut berubah warna jadi kehitaman.
Dengan visual ini, peternak akan mudah menghitung jumlah telur secara tepat dan cepat. Dinan menuturkan riset yang memakan waktu empat bulan ini merupakan inovasi yang aplikatif karena dapat secara langsung dipergunakan.
Hanya, patut diakui riset ini membutuhkan kesabaran yang ekstra. Pasalnya, beberapa kali uji coba, hasil yang didapat belum sesuai harapan. Alhasil, pilihan bolak-balik Jogja-Purwokerto untuk mendapatkan telur segar harus dijabani.
Atas hasil kerja keras ini, riset yang berjudul Alat Penghitung Jumlah Telur Ikan Gurami Menggunakan Metode Pengolahan Citra berhasil membawa pulang medali setara emas dalam Pimnas ke-25 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta belum lama ini.
Wakil Rektor II UAD Muchlas merasa bangga atas prestasi anak didiknya. Ia berharap setiap inovasi yang dihasilan mahasiswa UAD tidak hanya berkisar riset ilmu pengetahuan tetapi lebih kepada penciptaan alat yang secara langsung dapat dirasakan masyarakat.
sumber: Solopos.com